Pembaca yang budiman, kali ini
penulis akan berbagi pengalaman tentang membuat meja kantor sendiri. Ingat
penulis bukan seorang tukang kayu, namun penulis hanya ingin mengisi waktu
luang, dan mencoba untuk menapaki diri, sampai di mana kemampuan diri penulis
di bidang perkayuan, he he he he... yang tukang kayu, mohon petunjuknya ya...
Penulis mengambil contoh model
dari mbah google, dengan kata kunci “meja kantor sederhana” dan terpilihlah
model ini :
Setelah menemukan model, penulis
mencari bahannya, yaitu papan kayu. Di karenakan papan kayu kalimanatan mahal,
maka penulis mencari kayu lokal. Dan akhirnya mendapatkan kayu jenis trembesi
di depot kayu kecil di desa penulis. Berhubung depot kecil, jenis papannyapun
kurang bagus. Baik di segi pemotongan, maupun kwalitas bahan. Maksudnya,
pohonnya masih berukuran kecil, jadi kemungkinan kayunya masih muda.
Kemudian penulispun mulai
mengarjakan proyek pribadi ini, inilah langkah – langkah yang penulis lakukan :
MEMILIH PAPAN
Papan yang penulis beli, tidak
bagus semuanya. Sehingga perlu di pilih, untuk bagian-nagian tertentu. Baik
lebar maupun tebal papannya. Penulis memilih untuk bagian atas meja dan bagian
depan meja dengan papan yang penulis anggap baik. Ketebalan dan serat kayunya
hampir sama dan sejenis.
MEMOTONG PAPAN
Papan di potong sesuai dengan
rencana peruntukan, di tambah 1cm dari ukuran jadi. Maksudnya, apabila papan di
peruntukan pada bagian atas, dengan panjang meja jadi 120cm, maka papan
dipotong 121 cm. Hal ini untuk persiapan potong jadi nanti, mengingat setelah
proses penghalusan dan pemotongan yang akurat, akan terjadi perobahan sudut,
ketebalan dan lebar papan. Serta untuk menghindari cacat pada ujung papan
akibat benturan, ataupun pemotongan yang kurang siku.
MERATAKAN DAN MENGHALUSKAN PAPAN
Dalam proses ini, penulis
menggunakan alat konvensional, yaitu berupa alat serut dari kayu. Penulis
menggunakan 2 pasah/unduk/alat serut ( planner ). Yang saatu untuk posisi muka
papan, yang satu untuk sisi papan. Hal ini penulis lakukan karena sisi-sisi
papan sangat berbeda kerataanya dan serat kayunya.
MENGADU PAPAN
Papan yang penulis beli lebarnya
hanya 20 cm, setelah di serut dan di ratakan sisi-sisinya, akan tersisa menjadi
19 cm. Dan dari 19 cm tersebut, di butuhkan lebar 60cm, maka di butuhkan kurang
lebih 4 papan. (19cm x 3) + 3 cm, lebar papan satuan yang di butuhkan. Namun
dalam hal ini, penulis tidak menggunakan papan yang 3cm, jadi lebar meja jadi
hanya 57cm.
Papan di adu sesuai dengan
rencana bentuk meja, dan peruntukan sisi-sisi meja. Aduan untuk atas meja, sisi
kanan dan kiri meja, penutup belakang meja, pintu-pintu partisi meja harus di
susun sedemikian rupa, persis seperti skema rencana yang di buat berdasarkan
model yang di jadikan contoh.
MERAKIT MEJA
Setelah papan-papan di adu sesuai
dengan sisi-sisi meja,maka di adu atau di rakit sehingga membentuk sebuah meja
yang sesuai dengan model yang di jadikan contoh. Pada bagian ini di butuhkan
kesabaran tersendiri, dan di tambah bakat tersendiri, karena apabila tidak
sabar dan kurang perhitungan, maka akan terjadi aduan yang sangat kasar, yang
menghasilkan pekerjaan yang tidak pas pada tempat-tempat penyambungan. Bahkan
bisa jadi proyek akan berantakan karena pemaksaan aduan yang tidak benar.
Dalam proses ini juga, seluruh
ukuran panjang dan lebar papan adalah ukuran jadi, atau matang. Maka
ukuran-ukuran papan yang tadinya masih tersisa beberapa mm ataupun cm, sebagai
toleransi kesalahan hitungan dan penyikuan haruas di hilangkan. Dan pekerjaan
menjadi lebih presisi dan di butuhkan perhitungan yang lebih hati-hati, untuk
menghindari kesalahan pemotongan.
Penulis tidak menggunakan sisitim
bobokan dalam pengaduan. Murni dengan tempel dan paku, paku yang di gunakan
sebagian adalah paku cun ( paku ulir ). Agar aduan lebih kencang dan papan bisa
saling menarik hingga titik aduan bisa menjadi rapat.
PENGAMPLASAN 1
Pengamplasan di lakukan setelah
semua bagian meja sudah di rakit. Pengaplasan dikerjakan melalui 3 tahap, yaitu
pengamplasan kasar, dengan menggunakan amplas grade 180C. Pengamplasan sedang
dengan menggunakan grade 280C, dan pengamplasan halus dengan menggunakan grade
400C. Dan untuk jenis kayu tertentu, seperti jati perlu di amplas dengan tahap
ke 4 yang menggunakan amplas grade 800C.
Gunakan amplas kasar tedahulu,
dengan searah serat,dan mengambang, tujuan dari pengamlasan kasar adalah untuk
memotong serat kayu yang timbul,juga bisa untuk meratakan muka kayu yang masih
kasar atupun beda tebal papan yang sangat tipis.
Kemudian amplas kedua, grade 280C
( 200-400 C), di kerjakan juga searah dengan serat kayu, agak di tekan, karena
amplas grade ini agak halus. Amplas di ganti apabila sudah halus dengan
tanda-tanda pada amplas sudah berwarna seperti warna kayu, dan tidak lagi
mempan terhadap kayu.
PLAMIR/DEMPUL
Plamir / dempul permukaan papan
secara tipis dan merata. Plamir bisa satu bahan dengan dempul hanya dempul
lebih kental. Ukuran kekentalan plamir adalah bisa di ambil dengan skrap tanpa
meluber, dan tidak menggumpal atau tidak seperti acian semen. Cukup seperti lem
kayu putih.
Di sini penulis membuat
plamir/dempul sendiri dengan bahan semen putih, lem kayu putih, dan air
secukupnya untuk mengatur kekentalan, dengan perbandingan 3 : 1 : secukupnya.
Di aduk rata.
Jangan terlalu banyak
lem kayunya,karena akan menghalangi meresapnya cat/plistur nantinya. Karena
keringnya lem kayu sangat sulit di bersihkan dengan amplas halus, kalau dengan
amplas kasar akan merusak kembali permukaan papan.
PENGAMPLASAN 2
Setelah di plamir, amplas kembali
hingga halus kembali. Hingga timbul/terlihat kembali serat/ gambaran urat kayu.
Plamir disini hanya untuk menutupi poro-pori kayu yang tidak terlihat mata. Dan
dempul gunanya untuk menutupi cacat kayu atau cacat pada saat pengerjaan.
Seperti lobang, retakan dan tempat sambungan papan.
CAT/PLISTUR
Penulis menggunakan plistur yang
sudah jadi dari salah satu merk yang sudah ada, yang bisa langsung di terapkan
pada papan. Plistur aslinya sangat kental, maka cairkan dahulu dengan tiner.
Untuk lapisan pertama gunakan plistur yang encer tapi jangan terlalu encer,
ukurannya bila kuas dicelupkan plistur jatuh tidak berbunyi kemrucuk, dan tidak
terlalu kental.
PENGAMPLASAN 3
Setelah seluruh permukaan meja di
di plamir tipis merata, maka setelah kering diamplas lagi dengan amplas sedang
/ grade 400C secara mengambang tanpa menghilangkan plisturan dasar. Ini di
lakukan untuk menghilangkan serabut kayu yang masuh tersisa yang biasanya
terangkat kembali dalam proses pengecatan/plistur.
Setelah di amplas ulang yang ke 3
kalinya, seluruh permukaan di cat lagi untuk kedua kalinya. Dan untuk hasil
yang memuaskan bisa di cat sampai 3 kali. Dan yang terakhir tidak menggunakan
kuas, melainkan dengan menggunakan kain serupa kaos. Penulis tidak melakukan ini,
dikarenakan ketidak sabaran penulis,karena meja sudah sangat di butuhkan.
Ingat, seluruh proses pengulangan pengecatan dilakukan setelah pengecatan
sebelumnya kering.
Dan akhirnya....
Selamat berkarya...
Seribu kali belajar, tanpa faedah sama sekali sehingga mempraktekkan pembelajarannya itu...
mantap...berarti ndak pake kerangka atau tulang2 ya..masalahnyakan kayunya mgkn kayu papan bagusya...
ReplyDelete